Selasa, 25 Oktober 2011

SELAYANG PANDANG PORBISI "GARUDA PUTIH"

I.                    PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Porbisi “ Garuda Putih “ sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kota Manado khususnya, bahkan Nusantara pada umumnya , demikian juga dengan kewibawaan organisasi. Kewibawaan itu kini hampir pudar, jatuh bangun, maju mundur, naik turun, pasang surut dan lain sebagainya, itu adalah keadaan yang biasa berlaku pada semua  yang ada di bawah langit diatas bumi ini. Keadaan ini juga berlaku bagi Organisasi olah Raga Bela diri PORBISI “ GARUDA PUTIH “.
Kalau pada waktu yang lalu dialami suatu keadaan yang dapat dikatakan sebagai suatu kemunduran, maka mulai sekarang ini melalui pengurus  organisasi diharapakan dapat menciptakan suatu suasana dimana kegirahan untuk mengajar dan belajar serta berlatihy sebagai dorongan untuk berbuat bhakti lebih banyak dan lebih besar terhadap masyarakat dalam arti dapat ditingkatkan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

Sasaran utama Porbisi Garuda Putih adalah mempersembahkan Putra-Putri  Indonesia untuk menjadi tiang-tiang penopang pembangunan yang siap pakai mengisi dan kemerdekaan guna mewujudkan manusia Indonesia sejati yang bermartabat dan sehat rohani dan jasmani.

Pelajaran yang diajarkan pada murit-murit perguruan adalah merupakan hasil penggabungan gerakkan dari berbagai aliran beladiri yang diolah kemudian diramu kembali oleh Guru Besar dengan tujuan kemanfaatan praktis dari setiap gerakan. Gerakan berupa Dasar terdiri dari : “Dasar di tempat, Dasar jalan, dan Dasar penutup, Seri Kembangan, dan Alat serta bela diri praktis. Hal yang harus diperhatikan dalam setiap gerakan  bela diri Porbisi Garuda Putih adalah : cepat, tepat dan bertenaga serta dibarengi dengan suara.

Philosofi perguruan Porbisi “Garuda Putih” yaitu untuk melumpuhkan daya serang lawan dengan tanpa mengorbankan lawan itu sendiri. Dengan melumpuhkan tanpa mengorbankan lawan maka akan tetap terpelihara suasana persaudaraan sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Inilah merupakan hakekat dari pelajaran-pelajaran perguruan . Oleh karena itu nama yang digunakan oleh organisasi beladiri ini yaitu, “Persaudaraan Olah Raga Bela Diri Silat Indonesia Garuda Putih atau disingkat PORBISI “ GARUDA PUTIH “.

1.2   Dasar Hukum
Untuk lebih memantapkan partisipasi dan eksistensi yang berkelanjutan dari perguruan bela diri Porbisi Garuda Putih dan juga untuk lebih memantapkan kebebasan gerak organisasi dalam rangka turut serta secara aktif memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang sehat lahir dan batin berdasarkan Panca Sila dan Undang-Undang Dasar 1945. Maka oleh pimpinan organisasi perguruan telah diambil langkah-langkah nyata melalui surat keterangan yang dikeluarkan oleh :
1.      Surat Keterangan BKS ORBED PROPINSI SULAWESI UTARA No. : 016/BKS/V/1973 tanggal 18 Mei 1973.
2.      Surat Keterangan Kepala Daerah Kepolisian XIX SULUTTENG No. :   Pol. 13/SKB/PKN/XIX/V/73.
3.      Surat Keterangan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Nomor : 243/Sekr/1974 tanggal 20 Maret 1974.
4.  Undang-undang nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
 

II.                  SEJARAH SINGKAT PERGURUAN

          Berbicara mengenai sejarah Perguruan, hal ini tidak lepas dari pada rentetan tingkah serta pola Guru Besar dalam rangka usaha mewariskan ilmu bela diri yang dimilikinya, disamping usaha yang berkesinambungan dalam usaha memperkenalkan serta meningkatkan kemantapan organisasi yang merupakan faktor penunjang utama dari pada kelangsungan hidup perguruan. Sebagai orang berilmu yang selalu berkeinginan untuk mewariskan ilmu yang ada padanya sudah sejak sebelum Porbisi Garuda Putih loahir, Guru Besar telah mengadakan kegiatan-kegiatan berupa latihan-latihan kepada lingkungan yang sangat terbatas pada handai tolan dan kenalan-kenalan yang berminat pada ilmu bela diri.

Pada tahun 1951 sifatnya masih sangat terbatas, maka kelompok ini belum memiliki nama. Setelah kelompok ini berkembang kemudian baru dirasakan perlu memiliki suatu identitas. Pada tanggal 5 Pebruari 1958 lahirlah perkumpulan bela diri yang diberi nama perguruan "NAGA EMAS".

Naga Emas tidak berlangsung begitu lama karena dilakukan penggantian kembali dengan NAGA KUNING. Kemudian diganti SAKURA YUDO KWAI dan selanjutnya diganti JUJITSU. Perubahan-perubahan nama tidak diikuti dengan perubahan mendasar mengenai sifat perguruan, akan tetapi setelah perkembangan begitu pesat sehingga diambil langkah-langkah untuk membentuk suatu organisasi yang memenuhi syarat.  Pengurus ini bertugas untuk mendorong tercapainya kemajuan perguruan dalam menjangkau elemen masyarakat di semua lini.
 
Pada tanggal 19 April 1967, maka akhirnya lahirlah Persaudaraan Olah Raga Bela Diri Silat Indonesia GARUDA PUTIH atau disingkat menjadi nama PORBISI "GARUDA PUTIH". Sejak saat itu pula dibentuk pengurus dengan Guru Besar merangkap sebagai Ketua. Maka Garuda Putih kini tampil dengan wajah baru, atas inisiatif Guru Besar sendiri digambungkanlah gerakkan-gerakkan dari berbagai aliran ilmu beladri.  Ilmu bela diri yang telah dipelajarinya kemudian diramuh kembali, diolah menjadi gerakkan baru yang efektif serta praktis dalam mempertahankan diri dari berbagai serangan.



III.                ALIRAN DASAR PERGURUAN

            Pada umumnya sudah merupakan kelaziman bagi setiap perguruan mempunyai aliran dasar beladiri yangdiajarkan kepada muridnya. Porbisi Garuda Putih khususnya memiliki aliran dasar berasal dari  Ilmu Siaw Lim di Kuil Siaw Lim Sie yaitu Kung Fu di daratan Tiongkok dibawa dan diwariskan oleh Lie Chin Hai dan Lie Chin Lian kemudian digambungkan dengan Karate, Judo, Gulat, Jujitsu, Langga, dsb.


IV.                ARTI LAMBANG PERGURUAN
Lambang Perguruan hal yang sangat mendasar bagi wadah atau organisai ,demikian juga dengan organisasi bela diri Porbisi Garuda Putih memiliki suatu identitas diri berupa Lambang Perguruan. Pengertian Lambang Porbisi Garuda Putih adalah, sebagai berikut :
1.     BURUNG GARUDA MEMBUKA SAYAP merupakan cermin sikap keterbukaan dan gerak langkah awal PORBISI "Garuda Putih"
2.  BURUNG GARUDA melambangkan kekuatan yang dijiwai semangat persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan PORBISI "Garuda Putih"
3.   SIFAT-SIFAT BURUNG GARUDA yang tangkas, cepat, gesit, ulet dan bersemangat melandasi gerakan dan pengembangan PORBISI "Garuda Putih"
4. WARNA PUTIH melambangkan kesucian tekad PORBISI "Garuda Putih" dalam menegakkan kebenaran dan keadilan
5.     WARNA HITAM melambangkan lingkaran maut yang senantiasa membayangi kehidupan PORBISI "Garuda Putih" dalam membela kebenaran dan keadilan
6.      WARNA BIRU melambangkan ketenangan dalam menghadapi setiap tantangan
7.      WARNA MERAH melambangkan keberanian dan sikap bertanggung jawab
8.      RANTAI LIMA WARNA melambangkan sikap persaudaraan.
9.  LAMBANG YANG BERBENTUK LINGKARAN mengandung arti kesadaran atas keterbatasan alamiah.
V.                  JENIS KEANGGOTAAN

Keanggotaan dalam perguruan Persaudaraa Olah Raga Beladiri Silat Indonesia  (PORBISI "GARUDA PUTIH "  adalah sebagai berikut :

1.      ANGGOTA BIASA
 Anggota biasa adalah  Warga Negara Indonesia yang telah mengikuti latihan-latihan  yang diberikan oleh Guru Besar/Dewan Guru, Pelatih secara rutin, mengikuti ujian kenaikan tingkat sabuk secara berkala dan bertahap dan tunduk terhadap ketentuan serta aturan-aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi PORBISI " GARUDA PUTIH".

2.      ANGGOTA LUAR BIASA
Anggota Luar Biasa, ialah Warga Negara Indonesia yang terikat dengan salah satu jabatan/pekerjaan (TNI/POLRI/SIPIL) dan atau Tokoh Masyarakat.
3.      ANGGOTA KEHORMATAN
Anggota Kehormatan, adalah  se  tiap orang yang karena dianggap berjasa dan menaruh perhatian bagi kemajuan Organisasi PORBISI "GARUDA PUTIH"



VI.                IKRAR SETIA
              KAMI ANGGOTA PORBISI "Garuda Putih" BERIKRAR:
1. Siap membela dan mempertahankan tegaknya kebenaran dan keadilan
2. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan persaudaraan PORBISI "Garuda Putih"
3. Siap menunjang program pemerintah dibidang pembinaan ketertiban umum dan keamanan
4. Senantiasa berusaha memupuk rasa persaudaraan sesama manusia
5. Berusaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis bela diri.


VII. KRITERIA PELATIH

Anggota Dewan Sabuk Hitam dan/atau anggota umum yang memiliki sertifikat pelatih
Loyal terhadap Dewan Guru dan kakak seperguruan (senior)
Memiliki rasa hormat kepada Guru Besar, Dewan Guru, Kakak dan adik seperguruan serta sesama anggota perguruan baik di luar maupun di dalam tempat latihan
Berhak untuk dihormati dan dihargai apabila sedang memimpin latihan
Wajib mengenakan identitas pelatih dan seragam latihan apabila memasuki tempat latihan
Menjaga nama baik dan wibawa seorang pelatih, serta bersifat ksatria dan memiliki disiplin tinggi di dalam maupun di luar tempat latihan


VII.              MATERI PERGURUAN
Setiap perguruan mempunyai materi tersendri yang akan diajarkan kepada murid-murit yang akan berlatih, khusunya Porbisi Paruda Putih dengan materi, sebagai berikut :
Penghormatan Bendera perguruan
Penghormatan Perguruan
Dasar di tempat
Dasar Jalan
Dasar Penutup
Bela diri Praktis (kuncian, Bantingan, buka kunci)
Tangan Kosong (perorangan):
Seri kembangan Satu
 Seri kembangan Dua
Seri kembangan Tiga
Seri kembangan Empat
Seri kembangan Lima
Seri kembangan Enam
Seri kembangan Tujuh
Seri kembangan Delapan
Seri kembangan Sembilan
Seri kembangan Sepuluh
Seri kembangan Sebelas
Seri kembangan Dua Belas
Seri kembanganTiga belas
Seri kembangan Empat belas
Tan Tui
Seri kembangan Butong
Seri kembangan Lei Lo
Seri kembangan Naga
Seri kembangan 
Cakar Harimau
Cakar Garuda
Kao Kun
Kumis Tembaga


Tangan Kosong (Double) pasangan :
Seri Duuble Satu
Seri Double Dua
Seri Double Tiga
Seri Duble Empat
Seri Double Lima
Seri Double Enam

Alat  perorangan :
Pisau Satu
Pisau Kembar
Pedang Tunggal
Pentung
Toya
Clurit
Trisula
 Rantai
Kuanto
Golok
Pedang
Kapak
Po Kiam
Samurai
Bendera Tempur
Bendera Kembar
Golok Kembar

Alat (double) pasangan :
Toya lawan toya
Golok lawan Toya
Tangan Kosong Lawan Pisau
Tangan Kosong Lawan Pedang
dll.


VIII.            TINGKATAN SABUK

Garuda Putih mempunyai tingkatan dan warna sabuk sebagai berikut :
1.      Putih
2.      Kuning
3.      Hijau Muda
4.      Hijau Tua
5.      Orange
6.      Ungu Pars
7.      Biru Muda
8.      Biru Tua
9.      Merah
10.  Coklat
11.  Hitam
12.  Hitam Putih
13.  Hitam Kuning
14.  Hitam hijau Muda
15.  Hitam hijau Tua
16.  Hitam Orange
17.  Hitam Ungu Pars
18.  Hitam Biru Muda
19.  Hitam Biru Muda
20.  Hitam Coklat
21.  Merah Hitam (sabuk khusu untuk Guru Besar)


IX.                GURU BESAR
Guru Besar Persaudaraan Olah Raga Belariri Silat Indonesia "Garuda Putih" Pusat Manado. adalah BPK. FRANS DOMPAS atau lebih dikenal sehari-hari dipanggil dengan sebutan KO SENG.


X.                DEWAN GURU:
Dewan Guru dibentuk dalam mengisi kekosongan sehubungan dengan menginggalnya Guru Besar Probisi Garuda Putih, almarhum Bpk. Frans Dompas (Ko Seng). Dewan Guru terdiri dari 5 serangkai dengan kriteria diasuh secara langsung oleh Guru Besar. Tugas dan fungsi sebagai pengganti peran Guru Besar untuk pengembangan teknik ilmu beladiri dibantu oleh Dewan Sabuk Hitam. Bertempat di rumah almarhum Guru Besar ditunjuk nama-nama anggota Dewan Guru dan ditindak lanjuti melalui Surat Keputusan Pengurus Pusat No.     /PP-PGP/X/99 tanggal     Mei 1999, sebagai berikut yaitu :
1.      Bpk. NOLDY RANTUNG
2.      Bpk. JOSI SUMAEL, BA
3.      Bpk. LEXI JOSEP DATAU, SH
4.      Bpk. Ir. ALEX KAMBEY
5.      Bpk. Drs. ALFRETS PUSUNGOLAA


XI.                  DEWAN SABUK HITAM
Merupakan wadah tempat berhimpun anggota yang menyandang sabuk hitam, dibentuk sebagai pembantu/pelaksana dari Dewan Guru dalam mengembangkan teknik olah raga beladiri PORBISI " Garuda Putih". Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Sabuk Hitam, adalah sebagai berikut :
1.      HUSEIN R. PAKAYA
2.      NOLDI RANTUNG          (                          - Oktober 1993)
3.      LEXI JOSEP DATAU        (12 Nopember 1993 - Mei 1999)
4.      JEFRI MARIJAN               ( Mei 1999 - Desember 1999)
5. SUNTJE MONINTJAP, SE   (Pelaksana Sementara)  Thn 2000.
6. JEFRY MARIJAN                ( 20 Agustus 2000 -                   )
                        7.  HESKY JOSEP PRATASIK (


XII.              PENGURUS PUSAT
Pengurus organisasi olah raga bela diri PORBISI Garuda Putih diatur melalui anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dipimpin oleh seorang Ketua Umum. Nama-nama yang menjabat sebagai ketua umum, yitu :
1.      19 Maret 1974 – 20 Juli 1981 -> FRANS DOMPAS
2.      20 Juli 1981 – 09 Januari 1984 -> BrigJen. Pol. Drs. P. W. DAENG
3.      09 Januari 1984 – 04 November 1985 -> LetKol. Pol. ABDUL FATTAH/Letkol. Pol. Eddy Latif
4.      04 November 1985 – 04 Maret 1994 -> Kol. Pol. HERNAWAN JOESOEF, SH
5.      04 Maret 1994 – sekarang -> BUNGKY Z. A. P. FREDERIK
6.      2008 - Brigjen Pol. Drs. Jacky Y. Ully, SH, MH
7.   Juli 2013 - Sekarang Suntje Monintjap, SE, MM.



XIII.            PENUTUP
Demikian sekedar informasi berupa selanyang pandang perguruan Bela Diri Porbisi “Garuda Putih” Pusat Manado. 

Minggu, 23 Oktober 2011

ASAL MULA KUNG FU

Kung Fu adalah suatu seni beladiri dengan teknik pertahanan diri dan penyerangan atas lawan yang unik dari negeri Tiongkok. Asal mula dan sejarah kung fu pada umumnya dapat ditelusuri  beribu-ribu tahun yang lalu di negeri Tiongkok dipraktekkan secara rahasia yang selanjutnya meluas dan merata ke daerah-daerah Timur dalam bentuk dan jenis yang bermacam-macam gerak tekniknya. Catatan-catatan tertulis tentang perkembangannya boleh dikata sudah tidak ada. Namun demikian, teori-teori umumnya menyatakan bahwa Kung Fu awal mula berasal dari  Pendeta Budha yang pertama-tama menggunakan teknik mempertahankan diri dari bahaya dari dalam diri maupun dari luar berupa ganasnya alam yaitu cuaca, binatang buas dan serangan orang jahat dalam menyiarkan ajaran agamanya.

Bermula dari P'u-t'i Tamo (Bodhi Dharma), seorang pendeta Budha bangsa India yang datang ke Tiongkok sekitar tahun 505 - 556 AD. P'u-t'i Tamo menetap di kuil Siauw Liem, mengembangkan ajaran Buddha Ch'an (Zen). Menciptakan Pat Sian Kun terdiri dari delapan kemudian dikembangkan sehingga menjadi Jurus 12 Jurus yang disebut Tat Mo Kun. Perubahan Otot-otot secara klasik (Yit Kin Keng) oleh Tatmo Cousu. Jurus Cangcorang diciptakan oleh Wang Lang yang terdiri dari 33 gerakan.

Suatu hari beliau tampak terkejut karena hampir sebagian besar para bhiksu terlihat terkantuk-kantuk saat mengikuti pelajaran agama. Sejak itu para bhiksu Siauw Liem diwajibkan berlatih 18 jurus Senam Penyehat Tubuh yang dibawa dari India. Senam tersebut ditujukan untuk menyehatkan tubuh para bhiksu, karena mereka harus duduk berjam-jam mendengarkan pelajaran agama. Senam tersebut ternyata di  kemudian hari memberikan warna khusus pada ilmu silat Siauw Liem Sie.

Dengan berjalannya waktu, apalagi sepeninggal P'u-t'i Tamo, kedelapanbelas jurus senam penyehat tubuh tersebut hampir saja hilang, dilalaikan oleh para bhiksu. Untunglah, seorang muda ahli Kung Fu tangan kosong dan pedang versi daratan Tiongkok masuk menjadi bhiksu di kuil Siauw Liem. Beliau, yang kelak kemudian berjuluk Ciok Yen Shang Ren, dengan tekun dan sungguh-sungguh mulai membenahi ke-18 jurus tersebut dan mencampurnya dengan ilmu Kung Fu-nya. Terciptalah ilmu yang baru, 72 jurus, yang dinamakan Shaolin Kung Fu, karena tercipta di kuil Siauw Liem.

Untuk mencari pendekar ahli Kung Fu yang bisa menyempurnakan ilmunya, beliau mengembara. Ketika berada di kota Lancow, beliau melihat seorang tua dihadang oleh seorang penjahat yang bertubuh kekar. Anehnya, ketika penjahat itu melancarkan serangan, hanya dengan ketukan jari tangan yang tampaknya dilakukan dengan ringan membuat penjahat itu jatuh pingsan. Beliau memperkenalkan diri dan secara jujur menceritakan tujuan pengembaraannya. Ternyata orang tua itu adalah pendekar Kim Na Jiu (Jujitsu versi Kung Fu). Orang tua itu cuma menyebut nama marganya, Lie. Dengan perantaraan orang tua itu, beliau dapat berkenalan dengan pendekar Pai Ie Fung, pendekar tanpa tanding dari propinsi Shansi, Henan dan Hopei

Ketulusan hati Ciok Yen Shang Ren dapat mengetuk hati kedua pendekar tersebut, sehingga mereka mau tinggal di kuil Siauw Liem untuk menyusun suatu ilmu baru berdasar ke-18 jurus Senam Penyehat Tubuh warisan Tatmo Cou Su, ditambah ke-72 jurus Kung Fu Ciok Yen Shang Ren, dan digabungkan dengan ilmu kedua pendekar itu sendiri.

Demikian, akhirnya tercipta 182 jurus Shaolin Kung Fu yang dapat dibagi dalam lima macam permainan Kung Fu: Jurus Naga, jurus harimau, Jurus Macan Tutul, Jurus Ular dan Jurus Bangau.

Ada suatu cerita tradisional (legenda) tentang Pendeta Budha yang bernama Dharma yang menurut cerita tersebut Pendeta Dharma berasal dari suku Brahmana di sebelah selatan India. Pada suatu ketika, Pendeta Dharma pergi ke daratan Tiongkok kira-kira tahun 500 AD dan akhirnya tiba di daerah Liang. Di Ibukota Ching-Kang, ia memberikan pelajaran dan latihan-latihan pembelaan diri disamping pelajaran agama. Penguasa kerajaan setempat berminat untuk belajar terutama pelajaran agama dan ingin menyebarkan ajaran-ajaran Budha keseluruh daerah taklukan.
 

Pendeta Dharma selanjutnya meninggalkan daerah Liang dan menyeberangi sungai Yangtze menuju bagian utara Tiongkok dan tiba di negeri Wei dan menyendiri serta membangun sebuah Kuil yang kemudian disebut Kuil Siaw Liem (Siaw Liem Sie) di Shung-shan, propinsi Howan. Ia berdiam diri menyendiri (bertapa) selama waktu sembilan tahun sambil melakukan zen (meditasi) dengan cara duduk di atas sebuah batu karang yang besar. Pada saat itulah Pendeta Dharma menemukan rahasia-rahasia jasmani. Ia mengutarakan kepada murid-muridnya antara lain “semangat dan jasmani harus bersatu”, dan hal ini menjadi dasar dari kung fu.

Demikianlah kung fu mulai dipraktekkan oleh biarawan dan Imam-imam Tao Kinisha-Siaw Liem di propinsi Howan yang merupakan jantung daratan Tiongkok. Dalam biara Siaw Liem, murid-murid digembleng dengan cara melatih kung fu dan mempelajari seninya tentang hubungan aspek-aspek mental dan fisik. Kung fu bagi mereka bukan hanya merupakan suatu pengetahuan teknik membela diri tetapi juga merupakan suatu filsafat hidup. Kung fu mengandung ide-ide bagaimana memberi perlawanan yang mencelakakan lawan, melekuk-lekuk secara mudah dan ringan, meloncat dengan segala cara serta mengambil manfaat/keuntungan dari kekeliruan pelajaran dalam bentuk kehidupan.
Berkat ketekunan para murid Siaw Liem, kemampuan dan kemantapan serta keahlian mendidik para Imam Tao maka dalam Kuil Siaw Liem telah terbentuk Pendekar-pendekar yang kuat dan berdisiplin dalam keahlian membela diri dengan cara kung fu.
Namun dalam tahun 575 AD tentara kekaisaran menyerbu dan menghancurkan Kuil Siaw Liem serta membunuh sebagian biarawan dan Imam dengan tuduhan terdapat indikasi memberontak dan melawan kaisar.
Kungfu adalah istilah yang kita kenal sekarang merupakan istilah yang populer di tahun 1930 an. dalam sejarah Chinese Martial Arts, kungfu memiliki lebih dari 40 nama tergantung pada dinasti yang menaunginya.
Wu Yi (Tehnik bela diri) telah lebih tua dari peradaban. selama ada manusia di dunia, pasti ada perkelahian. dalam celah-celah inilah Wu Yi berkembang. Selain itu, tujuan untuk mengembangkan diri, dan meraih harmonisasi eksternal dan internal juga menjadi tujuan orang mempelajari Wu Yi.
Istilah Wushu yang dipopulerkan kembali oleh pemerintah China dikenal sejak abad ketiga sampai keenam masehi. istilah yang paling populer dari abad ketiga SM sampai abad ke 19 M adalah Wu Yi. Wu adalah teknik bela diri dan Yi adalah seni. dalam susunan semantik, kata wu yi lebih tepat daripada wu shu.

Pada 7000 tahun yang lalu, bangsa China prasejarah telah menemukan berbagai jenis alat untuk membela diri baik terhadap sesamanya, suku lain, maupun dengan hewan. senjata-senjata yang berkembang antara lain tombak, pedang, golok, dll. pada masa damai, teknik mereka dipakai untuk tarian bela diri seperti tarian pedang.

Pada masa dinasti Hsia dan Shang (2000-1030 SM) telah ditemukan senjata tembaga dan kuningan, dan banyak terdapat penemuan arkeologi berupa teknik bela diri yang dipahat di cangkang kura-kura.
Pada dinasti Zhou (1030-480 SM) beladiri dinamakan Quan Yong dan Shou Po ( 手搏) , dan pada jaman inilah lahir prinsip dan filosofi Yin Yang, Wu Xing, serta Pat Kua.

Pada jaman 3 kerajaan dan masa negara-negara berperang, dikenal Jiji dang xiang po. pertarungan diatas kuda dan teknik senjata berkembang pesan. pada jaman ini munculnya seni perang Sun Tzu.
Setelah Shi Huang Ti mempersatukan China tahun 221-207 SM, ia memperkenalkan Shou Po dan Jue Di.

Pada jaman dinasti Han, istilah wu yi muncul dan sangat populer. pada jaman inilah diadakan pertandingan tinju dan gulat pertama di dunia.
Sampai pada akhirnya Bodhidharma datang ke China dan melembagakan Kungfu sehingga muncul banyak aliran.
Jaman dinasti Tang, muncul Xiang Pu dan Jue Li yang merupakan leluhur dari bela diri sumo.Pada jaman dinasti Song muncul Wu Yi dan Wu Ji. Pendiri Song juga dikenal sebagai pendiri aliran Tai Zu, yang merupakan cikal bakal dari teknik Thai Boxing.

Jaman dinasti Yuan, dimana dinasti ini adalah penguasa dari luar China, sehingga melarang China mempraktekan bela diri, maka berkembanglah teknik tangan kosong. banyak juga ahli bela diri yang menyimpan ilmu mereka dalam seni akrobat, drama, pertunjukkan, dll, sehingga banyak bela diri yang berkembang menjadi seni pertunjukkan dan muncullah istilah tendangan sulaman, pukulan kembangan.namun gulat mongolia berkembang pesat. ada jaman ini seorang Jendral bermarga Chen berkelana ke Jepang dan mengajarkan kepada orang Jepang teknik yang bernama JuJutsu.

Pada jaman dinasti Ming muncul Wu Yi dan Quan Fa. pada jaman dinasti Ching, banyak terjadi pemberontakkan. Shaolin baru didirikan di selatan (Fu Jian), dan menjadi tempat berkumpul para kaum revolusioner. lalu dihancurkan pemerintah, sehingga banyak pendekar yang berkelana ke luar China.

Ada yang menarik dari jaman revolusi budaya. Sebenarnya dari jaman dinasti Manchuria, Kungfu sudah banyak yang dilarang, sehingga para masternya menyembunyikan kungfu ini kedalam opera (sering disebut opera Shang Hai, karena Shang hai adalah pelabuhan terkenal sejak dulu), sehingga teknik wushu ini ada banyak mengandung teknik akrobat. teknik Tao Lu nya adalah Chang Quan (Kumpulan teknik utara), Nan Quan (Kumpulan teknik selatan) namun banyak juga yang terpengaruh utara, Tai Pek dan Chi (Campuran beberapa aliran seperti Yang, Wu, Sun dan Hao--> didominasi gerakan Yang Style), Golok tunggal, Pedang, Toya, dan Tombak.

Sejarah mencatat, setelah Sun Yat Sen meninggal, Chiang kai Sek, mantan perdana mentri Manchuria menjadi presiden kedua mewakili partai Guo Min Tang (Nasionalis), setelah republik China dikuasai oleh Kung Chang Tang (Komunis) dipimpin Mao Ze Dong, melalui Long March tentara merahnya, Chiang beserta banyak ahli Kungfu hijrah ke Taiwan. Setelah Mao Berkuasa mulailah revolusi budaya yang memakan korban ratusan juta ahli sastra, budayawan, pengusaha, sampai para ahli beladiri dan para biksu Shaolin.
Pada Zaman pemerintahan Guo Min Tang mendirikan Guo Shu. Maka sejak saat itu pula China berkembang jenis seni beladiri kini dikenal dengan Wu Shu.

Sejak hancurnya Kuil Siaw Liem Sie maka berkembang aliran-aliran kung fu sehingga dikelompokkan dalam 2 (dua) aliran, yaitu sebagai berikut :
I.      A l i r a n  K e r a s
II.    A l i r a n  L e m b u t

I.      Aliran Keras:
Aliran ini banyak berkembang di dan ke daerah Tiongkok bagian utara dan Mongolia, dengan cirri-ciri gerakan antara lain: serangan yang selalu ofensif dan agresif, sedangkan andalan atau keampuhannya ialah gerak kaki (tendangan), loncatan yang panjang dan cepat. Sifat dari aliran ini berpusat pada kecepatan dan koordinasi gerakan dan kekuatan fisik. Aliran ini lebih banyak menggunakan dan mengandalkan tenaga luar atau kekuatan jasmani.

II.    Aliran Lembut:
Aliran ini banyak berkembang di daerah Tiongkok bagian Selatan dengan ciri-ciri gerakan antara lain pukulan selalu ringan dan lambat. Sasaran pukulan yang tiba-tiba diarahkan selalu ke mata, kemaluan, ulu hati, dan bagian leher. Sedangkan yang menjadi andalan atau keampuhan gerakan adalah pukulan, menggaruk atau mencakar serta cekikan. Sifat dari aliran ini berpusat pada kelembutan, kesatuan antara “jiwa dan badan” dan kekuatan harus diserasikan dengan gerak napas. Aliran ini lebih banyak mengandalkan pada kekuatan “dalam” atau “batin”.

Dari kedua aliran ini, sesuai dengan perkembangannya telah banyak mengkombinasikan aliran-aliran ini yang akhirnya disebut “Aliran Nan Pe” atau disebut juga “ Aliran Utara Selatan”.
Nama Kung Fu sendiri dipopulerkan oleh almarhum Bruce Lee (Lee Siao Lung), saat dia mengadakan show di universitasnya dan berhasil mengalahkan beberapa pendekar dari aliran beladiri lain (Jepang). Siao Lung juga memenangkan kejuaraan karate se-amerika dan pada saat memenangkan turnamen karate terbuka (semua beladiri boleh ikut) itu, ia meneriakan kata2, "Wo Shi Zhong Guo Ren". setelah itu dia ditawarkan bermain film di Hollywood, lalu ke hongkong. pada saat itu demam kungfu mulai mewabah ke seluruh dunia.

Seorang yang mempelajari Kungfu harus ingat 3 hal, yakni;

Wen ( pengetahuan dan budaya)
Wu ( kedisplinan diri, latihan yang tekun, tekad yang bulat)
Dao ( Keagamaan, Ketuhanan Yang Maha Esa, ketenangan batin)

Dalam mempelajari ilmu beladiri Kung Fu, harus memiliki landasan yang kokoh guna menjadi pendekar Kungfu sejati. Tahapannya sendiri ada 3 yaitu :

Tam (tekad, keyakinan terhadap diri sendiri, teman, Guru, dan Kungfu)
Lip (tenaga, latihan yang berkesinambungan, latihan rutin bukan latihan keras)
Kungfu (teknik, dll)

Ilmu beladiri Kungfu, mengenal 3 jenis tenaga yaitu :

Gwa Kang (Way Kung) --> tenaga luar
Nay Kang (Nei Kung) --> Tenaga Dalam (Chi, Fa Jing, Fa Li, dll)
Gin Kang --> Ringan badan

Berikut istilah yang dipakai dalam praktisi kungfu:
Jue Li Kekuatan Bertempur
Jue Di Gulat
Ji Ji Teknik bertarung
Wu Ji Teknik Bela diri
Xiang Pu Pertarunagn menanduk
Xiang Po Pertarungan antara
Shou Po Tinju
Zuo Jiao Mencengkram dan melempar
Quan Fa Teknik pukulan
Quan Shu Seni Pukulan

Setelah Lee Siao Lung meninggal, dunia kehilangan tokoh Kungfunya, aktor Jacky Chan (Chen Lung), ditawari Golden Harvest untuk bermain di beberapa film Kungfu dengan karakter Bruce Lee. Namun ditolak. (Jacky adalah Stuntmannya Bruce Lee). Dia memilih karakter yang berlawanan dengan Bruce.

Saat ini Pemerintahan Deng Xiao Bing yang menggantikan Mao Ze Dong tahun 1974, mulai mengembalikan lagi budaya yang dibabat habis oleh pasukan merah. salah satunya adalah Kungfu. maka ditunjuklah Maha Biksu Hai Teng, yang merupakan pemimpin Biara Shaolin Utara di Henan, Shong Shan untuk mengumpulkan para ahli Kungfu yang tersisa dan sudah lama tidak berlatih dan dikumpulkan di Shaolin dan menciptakan teknik baru yang disebut Wushu. Wushu kemudian dilatihkan oleh para atlit khususnya atlit Beijing, dan dipopulerkan ke seluruh dunia.

Setelah itu diutuslah rombongan ke seluruh dunia untuk mempopulerkan Wushu. setelah itu dibuatlah film Shaolin Temple, sehingga banyak pemuda dari seluruh dunia datang ke Shaolin untuk belajar. sampai tahun 1990 an, bisa kita lihat banyak sekolah2 beladiri yang muncul di sekitar Shaolin dengan membawa nama Shaolin. hal ini membuat Shaolin menjadi kurang nilai sejarahnya, sehingga pemerintah menutup semua martial arts school tersebut.

Para ahli bela diri yang bergabung dengan Chiang Kay Sek membentuk Guo Shu (Beladiri Negara). Pada tahun 1990 an , pertemuan pertama Shaolin Selatan berlangsung di Quan Zhou, Fu Jian, dan disponsori oleh pemerintah, karena pertemuan itu dihadiri oleh banyak pendekar Kungfu sejagat dari seluruh penjuru dunia, acara berlangsung setiap bulan november dan ditayangkan di banyak stasiun TV di China. sehingga tahun 2008 Pemerintah, demi mengumpulkan budaya2 yang hilang membuat turnamen non Wushu yaitu Turnamen Kungfu Tradisional yang pertama.